Serikat Pekerja Kalsel Tidak Turun ke Jalan Menyikapi Kenaikan Harga BBM

kalsel.jpnn.com, BANJARMASIN - Korwil Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) Kalimantan Selatan (Kalsel) Syahrul mengaku pihaknya menahan diri untuk tidak turun ke jalan menyikapi kenaikan harga BBM.
"Demi keamanan yang tetap terjaga kami menahan diri," kata dia di Banjarmasin, Selasa (6/9).
Sebelumnya serikat pekerja bersama sejumlah kalangan masyarakat lainnya merencanakan turun ke jalan menggelar aksi demo.
Namun dengan berbagai pertimbangan, akhirnya rencana tersebut ditunda baik di Jakarta maupun daerah lainnya termasuk Banjarmasin.
Namun, Syahrul menyebut tetap mengagendakan untuk melakukan aksi damai pada 12 September mendatang di Kabupaten Tabalong dengan menurunkan 80 persen dari jumlah anggota FSP KEP Kalsel.
Pihaknya akan menuntut tiga hal, yakni meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan menaikkan harga BBM subsidi, menuntut kenaikan UMK minimal 10 persen dan menuntut dicabutnya Undang-Undang Cipta Kerja Omnibuslaw.
Baca Juga:
"Selain itu kami juga akan melakukan tuntutan masalah internal, yakni masalah pembagian jam kerja," katanya.
Syahrul meminta pemerintah untuk mengevaluasi lagi bantuan langsung tunai (BLT) yang dinilainya tidak menyelesaikan masalah karena kerap salah sasaran dan munculnya beragam permasalahan saat penyalurannya. (antara/jpnn)
Serikat pekerja di Kalimantan Selatan (Kalsel) menahan diri dan tidak turun ke jalan menyikapi kenaikan harga BBM.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News