BKSDA Kalsel dan Yayasan SBI Terus Jaga Populasi Bekantan

kalsel.jpnn.com, BANJARBARU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan dan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menjaga populasi bekantan dengan patroli bersama di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut dan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala.
"Dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian bekantan dan habitatnya maka upaya konservasi menjadi lebih optimal," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Banjarbaru BKSDA Kalsel M. Ridwan Effendi dikutip dari Antara, Kamis (22/12).
Menurut dia, patroli sebagai upaya perlindungan dan pengamanan kawasan habitat bekantan.
Terutama mencegah dan membatasi ruang gerak tindakan pelaku perusakan habitat bekantan berupa hutan mangrove Rambai.
"Jangan sampai terjadinya konflik antara manusia dengan satwa liar, terutama bekantan," jelas dia.
Ketua SBI Amalia Rezeki mengungkapkan di wilayah kerja mereka Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak terjadi penambahan populasi bekantan lebih dari 100 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Awalnya pada 2016 hanya terdapat sekitar 14 individu, sekarang pada akhir 2022 ini populasinya sudah mencapai 36 individu bekantan.
Amel saat sosialisasi dan edukasi konservasi bekantan bersama masyarakat Desa Wisata Marabahan Baru mengajak warga untuk bersama-sama menjaga keutuhan hutan mangrove Rambai yang tersisa dan segera memberikan informasi apabila adanya perusakan hutan atau konflik satwa liar dengan manusia.
BKSDA Kalsel terus berusaha untuk menjaga populasi satwa bekantan yang ada di daerah tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News