Begini Cara Pemkab Banjar Menangani dan Menekan Kasus Stunting

kalsel.jpnn.com, MARTAPURA - Pemerintah Kabupaten Banjar berupaya melakukan penanganan kasus stunting dengan cara intervensi pada area sensitif dan spesifik.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar Mokhamad Hilman mengatakan ada delapan intervensi pada area sensitif dan spesifik yang dilakukan untuk menekan angka stunting.
“Kami sudah mengevaluasi dengan cara pengukuran Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), harapannya dengan intervensi yang kami lakukan dan cara pengambilan data saat survei itu ada perbaikan,” kata dia dikutip dari Antara, Jumat (18/11).
Dari data hasil Survei Status Gizi Indonesia yang disampaikan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel, Kabupaten Banjar menempati urutan pertama dengan angka stunting tertinggi, mencapai 40,2 persen pada 2021.
Hilman mengaku miris dengan tingginya angka stunting tersebut, karena menurutnya jika angka stunting 40 persen, dari 10 anak ada 4 anak yang stunting di Kabupaten Banjar.
Pada intervensi sensitif, Pemkab Banjar menganggarkan untuk ketersediaan air bersih dan sanitasi kepada masyarakat, kususnya di daeah lokus stunting.
Sementara itu di area spesifik, pihaknya telah melakukan sosialisasi, pemberian vitamin tambah darah, pemberian makanan bergizi, dan kegiatan intervensi lainnya, denganmelibatkan seluruh stake holder.
“Jadi, intinya dari intervensi tersebut yang paling besar, paling berpengaruh 70 persen yang sensitif, adalah terkait dengan perilaku dari lingkungan, dari air minum dan sanitasi,” katanya.
Pemkab Banjar menggunakan cara intervensi pada area sensitif dan spesifik untuk menekan angka kasus stunting.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News